TN Taka Bonerate

Atol di Taman Nasional Takabonerate
------
Taman Nasional Taka Bonerate adalah taman laut yang mempunyai kawasan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Luas total dari
atol ini 220.000 hektare dengan sebaran terumbu karang mencapai 500 km². Kawasan ini terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sejak Tahun 2005 Taman Nasional Taka Bonerate telah di calonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia. Dalam rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini setiap tahunnya diadakan festival yang bertajuk Sail Taka Bonerate atau sebelumnya disebut Takabonerate Island Expedition (TIE). Ada sebanyak lima belas buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate sehingga sangat bagus untuk kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya. Topografi kawasan sangat unik dan menarik, di mana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.

Ekowisata
Pada zaman kerajaan Bone, kawasan ini dinamakan Bone Riattang artinya kerajaan Bone di sebelah selatan atau gundukan pasir di selatan. Pada zaman kerajaan Gowa disebut Bone Irate artinya kerajaan Gowa di sebelah selatan ataupun gundukan pasir di selatan. Tapi ada pula yang mengartikan Taka Bonerate sebagai hamparan karang di atas pasir (Molengraff 1929) dalam "Sebaran dan Perkembangan Terumbu Karang di Indonesia Timur" menyebut Taka Bonerate sebagai Atol Harimau atau Tiger Island. Nama­-nama pulau di Taka Bonerate telah tiga kali mengalami perubahan yaitu nama yang diberikan oleh Molengraff pada tahun 1929, nama dalam peta Dishidros, dan nama yang berlaku sekarang di masyarakat lokal.
Nama Kepulauan Macan diberi berbagai interpretasi makna yang berlainan. Interpretasi yang dinilai logis menghubungkan nama tersebut dengan bentuk kawasan beserta letak taka di dalamnya yang menyerupai gigi macan yang tajam dan cukup rapat. Menyiratkan sebuah peringatan bagi manusia yaitu bagi siapa pun yang ingin masuk ke kawasan harus mengenal dahulu kepulauan tersebut. Bila tidak, maka orang tersebut akan sulit keluar karena diandaikan sudah berada di dalam mulut macan. Penamaan pulau-pulau, taka-taka, clan gusung yang membentuk Kepulauan Macan sekarang disebut Kawasan Taka Bonerate, bukan sekadar nama melainkan mengandung makna berkaitan dengan sumber daya yang dikandungnya dan peristiwa­-peristiwa sejarah, sosial ekonomi, serta politik masyarakat masa lalu.
Taman Nasional Taka Bonerate memiliki beberapa pulau yang telah berubah menjadi tempat tinggal/permukiman. Hal ini disebabkan karena kawasan ini dan wilayah di sekitarnya kaya akan sumber daya alam laut yang dapat memenuhi kebutuhan hidup para nelayan. Penduduk yang menetap di kawasan ini telah mencapai 5.101 jiwa yang tersebar di beberapa pulau antara lain Pulau Rajuni 1.272 jiwa, Pulau Tarupa 1.204 jiwa, Pulau Latondu 512 jiwa, Pulau Jinato 651 jiwa dan Pulau Pasi Tallu 1.462 jiwa. Selain objek wisata bahari, kawasan ini juga mempunyai beberapa tempat bersejarah seperti Taka Mariam di mana terdapat meriam kuno milik tentara Belanda dan Taka Gantarang yang menyimpan meriam kembar milik pedagang-pedagang Cina masa lampau.
( id.wikipedia )